Welcome to my blog, hope you enjoy reading :)
RSS

Minggu, 13 Januari 2013

JANJIKU IBU

Di hari itu ia amat senang, melihatku tumbuh di dalam rahimnya. Tak sedikitpun keluh bergema dalam hatinya, merasakn mual dan rasa tak enak lainya yang kubuat. Ia tetap mengajakku berbicara, mengelus tubuh kecilku yang terhalang oleh dinding rahimnya. BAhkan rasa sakit terhebat yang pernah ia rasa, ia pertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan jiwaku yang masih lemah dan ingin melihat dunia. Ia menangis bahagia, melihatku keluar dengan tubuh terbasahi oleh darahnya, menggendongku dengan dekapan hangat, dan kurasakan dahagku tlah terbasuh air susunya.
Sa’at aku bayi, senyum mungilku menyapa dirinya, tanpa rasa dosa, kupukul – pukul wajah ayunya. Namun tak sedikitpun tampak terlintas rasa amarah dalam benaknya. Dengan senyum, gigi putihnya menggigiti jari – jariku yang masih lemah.
Ketika aku berada di taman kanak – kanak. Ia terlihat di sana,, duduk di sebelah pintu, dengan setia menungguku, memperhatikanku yang mungkin masih ingin terus ada di dekatnya, sehingga tak satupun kata – kata ibu guru kudengarkan dengan baik
                Di bangku SD, Ia sangat bhagia melihatku, bermain, belajar dan mengenal kawan – kawan. Sa’at pulang aku selalu memeluknya, menantikan belaian lembut tanganya. Dan kasihnya yang indahkan suasana hariku.
                Setiap sore, aku mulai kesal dengan waktu bosanku bersamanya. Karena amarahnya aku menagis. Namun tanpa ajaran darinya, aku tak akan dapat berhitung dan membaca, aku tak akan menjadi seperti sekarang. Dan ia sangat tekun membantuku dalam segala hal.
Tepat di hari kelulusan SD – ku, aku melihatnya berurai air mata. Namun terselip sesungging senyum yang membuatku lega. Aku bahagia melihatnya bangga atas prestasiku dalam meraih peringkat pertama. Tapi tanpamu, aku tak akan bisa “Ibu”
Sa’at itu, aku tlah mengenakan putih biru sebagai seragam baruku. Dan aku mulai mengenal cinta monyet dan perasa’an malu pada lelaki. Aku mulai melalaikan kewajibanku sebagai seorang pelajar. Memikirkan hal yang tidak perlu. Membayangkan bayang semu yang seama sekali tak pernah menganggapku berarti. Hingga aku kehilangan peringkat pertamaku yang slama ini, kupertahankan dengan keras. Aku menangis tersedu – sedu di hadapanya meminta ma’af. Namun ia tetap dapat mengerti, betapa lemahnya aku sa’at itu, dan ia masih dapat menunjukkan senyum tulus itu dari wajahnya. Satu yang slalu kuingat, sgala nasehatnya adalah pencerahan bagiku.
Di suatu malam, aku terjaga di depan pintu. Memandangnya yang lambat laun menghilang. Menyusuri jalanan gelap yang sunyi, demi mencari nafkah tuk sesuap nasi. Tapi ia tak pernah lupa tuk melambaikan tanganya padaku dan senyuman yang slalu ia berikan sebelum ia akan pergi. Sa’at itu aku benar – benar bertekad dalam hatiku bahwa apa pun yang terjadi aku akan membuatnya bahagia.
                Kali ini aku senang, melihat seragam putih biruku tlah berganti menjadi putih abu – abu. Ia pun turut senag memandangku tumbuh beranjak dewasa. Namun kala itu aku terserang penyakit. Segala obat tlah ia cari untukku. Bahkan malam demi malampun, ia lewati untuk menemaniku. Apapun akan ia lakukan demi membuatku sehat lagi.
                Dalam benakku aku mulai rasakan sakit. Hatiku seakan tersayat, ketika ku kembali mengingat, sa’at  ia tak enak badan. Aku tak terlalu perduli memperhatikanya seperti ini. Aku yang kini meraa dewasa sangat egois, dan hanya memikirkan diri sendiri.
                Terkadang berbagai masalah menerpa masa remajaku. Perlahan – lahan menerjang sisi kesabaranku. Hingga suatu sa’at. Aku mulai mengabaikan nasehatnya. Membantah sgala niat baiknya. Tak jarang perbeda’an pendapat diantara aku dan ia membuat ia membuat kami bertengkar hebat.
                Dan tiba – tiba aku kembali lagi mengenal apa yang disebut dengan cinta ? Cinta yang menurutku lebih hebat dari sebelumnya. Sampai – sampai aku tak menyadari bahwa aku lebih menyukai sang kasih daripadanya. Ketika hal itu semakin membuatku terlena, aku mungkin tak ingat lagi betapa besar cinta dan kasih yang tlah ia berikan padaku dari dulu hingga sekarang, bahkan mungkin sampai nanti di ujung waktu yang tak dapat kuungkapkan. Pada akhirnya cinta yang begitu aku banggakan, yang begitu aku puja, yang begitu aku percaya, akan janji hidup menuju kebahagia’an yang lebih berwarna, kini hancur dan tak dapat dilihat lagi, karena ia dengan tega menyakiti aku yang sangat memberi harapan besar padanya. Baru setelah itu, aku dapat menyadari, betapa kasihmu “ibu” tak kan mudah menyakiti, tak kan mudah menodai, meskipun dengan kasarnya aku mengkhianti.
Air mataku kini tiada terbendung lagi. Hatiku tak dapat menahan rasa sesal ini. Jiwaku merindukan kasih sayangnya. Semua perilaku cinta yang slama ini tak pernah ia lakukan karena rasa munafikku yang berlebihan di sa’at pertengkaranku denganya.
Ibu, mengapa dengan mudahnya aku melupakan janji suciku untuk membahagiakanmu ? mengapa dengan teganya aku mengubah senyum tulusmu dengan air mata karena perbuatanku ? Dimana bakti seorang anak pada ibunya yang telah mengasuhnya sejak bayi, merawatnya dengan cinta  membesarkanya dengan kasih, dan menjaganya penuh perlindungan. Akankah jiwa labilku ini takkan pernah bisa membuatmu bahagia.
Aku berlari dan tak memperdulikan catatan kecilku lagi. Aku berlutut dan mencium kakikinya dan berusaha meraih tanganya. Kurasakan tetes demi tetes air matanya membasahi dahiku, perlahan – lahan kuangkat wajahku melihat parasnya yang beruruai mata. Cepat – cepat kuhapus dengan kedua tanganku yang lemah.
                “Jangan menangis lagi ibu, ma’afkan ibu. Aku tak akn mengulanginya lagi.”
                Ia memelukku dengan erat. Dan aku tak ingin melepaskan dekapan hangatnya ini seperti aku tak akan pernah melepas kebahagia’anya untuk pergi lagi. Aku berjanji ibu, aku pasti akan membuatmu bahagia, walaupun itu tiadalah cukup untuk membalas segala jasa – jasamu dalam hidupku.

0 komentar:

Posting Komentar

Links

Office

 
Free Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Website templateswww.seodesign.usFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver